STRATEGI KOMUNIKASI KRISIS HOTEL ASTON PURWOKERTO DALAM MENGHADAPI PEMBERITAAN KASUS SENGKETA HUKUM KEPEMILIKAN PROPERTI

Penelitian ini membahas mengenai kemunculan simbol visual yaitu banner kuning di sekitar Hotel Aston Purwokerto diikuti pemberitaan yang beredar mengenai sengketa hukum kepemilikan yang berpotensi mengancam reputasi dan ke-percayaan publik. Penelitian bertujuan untuk mengkaji bagaimana Hotel Aston Purwokerto menyusun strategi komunikasi untuk merespons krisis secara efektif dengan pendekatan Situational Crisis Communication Theory (SCCT) oleh W. Timothy Coombs. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terhadap informan internal dan eksternal hotel. Analisis data dilakukan dengan model Miles dan Huberman yang mencakup pengumpulan, kondensasi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjuk-kan bahwa atribusi tanggung jawab publik terbentuk secara cepat melalui simbol visual dan narasi media, sementara klasifikasi krisis berbeda antara pihak internal (preventable cluster) dan eksternal (victim cluster). Strategi komunikasi krisis yang diterapkan meliputi deny, diminish, rebuild, dan bolstering, yang disesuaikan secara adaptif dengan dinamika situasi dan persepsi publik. Implikasi dari penelitian ini menegaskan pentingnya komunikasi yang transparan, responsif, dan konsisten dalam membangun kembali kepercayaan serta memulihkan reputasi or-ganisasi pasca-krisis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mana-jemen hotel dan industri perhotelan dalam mengelola komunikasi krisis secara efektif.