STUDI FENOMENOLOGI PERGESERAN MAKNA WIBU, MOTIVASI DAN PENGALAMAN MAHASISWA WIBU DI PURWOKERTO

Perkembangan teknologi membuat budaya pop Jepang semakin menyebar luas di Indonesia, baik di perkotaan maupun kota kecil seperti Purwokerto. Para remaja saat ini sering mengidentifikasi diri sebagai Wibu atau penggemar berat karakter anime, yang tercermin dalam peniruan gaya berdandan dan berpakaian yang di adopsi dari tokoh-tokoh idolanya dalam anime melalui acara cosplay pada festival-festival budaya pop Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pergeseran makna Wibu pada mahasiswa di Purwokerto melalui analisis makna, motivasi dan pengalaman mahasiswa penggemar budaya populer Jepang di Purwokerto. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori fenomenologi Alfred Schutz. Informan penelitian ini adalah mahasiswa yang merupakan penggemar budaya pop Jepang di kota Purwokerto. Data diperoleh melalui wawancara, oberservasi lapangan dan observasi secara tidak langsung pada media sosial para mahasiswa penggemar budaya Populer Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pergeseran makna Wibu dari sebuah istilah yang sebelumnya merujuk pada seseorang yang terlalu terobsesi dengan budaya Jepang hingga tingkat yang negatif, menjadi sebuah identitas yang seringkali diterima dengan mudah oleh mahasiswa yang memiliki minat dalam budaya pop Jepang melalui pemaknaan, motivasi dan pengalaman mahasiswa penggemar budaya populer Jepang. Mahasiswa pelaku Wibu memiliki pengalaman positif dan cenderung negatif. Pengalaman positif para Wibu di antaranya memiliki banyak teman sesama Wibu dan dapat belajar budaya dan bahasa Jepang lebih baik. Pengalaman negatif sebagai Wibu adalah adanya stereotip dan prasangka dari lingkungan bahwa Wibu dianggap aneh karena obsesinya terhadap budaya populer Jepang. Mahasiswa Wibu di Purwokerto memaknai Wibu dengan mengkaitkan komunitas Wibu sebagai sarana mengekspresikan diri mereka dalam kecintaanya terhadap anime dan manga.