GAYA KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN CASYTHA ARRIWI KATHMANDU SEBAGAI LEGISLATOR PEREMPUAN DI JAWA TENGAH

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gaya komunikasi kepemimpinan Casytha Arriwi Kathmandu sebagai legislator perempuan di Jawa Tengah dengan menggunakan pendekatan Feminist Standpoint Theory yang dikembangkan oleh Sandra Harding dan Nancy Hartsock. Fokus utama penelitian ini adalah bagaimana Casytha menerapkan gaya komunikasi yang responsif, partisipatif, dan setara dalam konteks politik yang masih didominasi budaya patriarki, serta bagaimana pengalaman hidupnya sebagai perempuan, ibu, dan politisi membentuk perspektif serta pengetahuannya dalam merumuskan kebijakan dan menjalin relasi sosial-politik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Analisis data mengacu pada tiga konsep utama dalam teori Feminist Standpoint, yaitu: [1] standpoint untuk melihat bagaimana posisi sosial dan pengalaman hidup memengaruhi cara Casytha memimpin; [2] situated knowledge untuk memahami bagaimana latar belakang keluarga, pendidikan, dan lingkungan politik membentuk praktik komunikasinya; [3] sexual division of labor untuk menunjukkan penolakannya terhadap pembagian kerja berbasis gender melalui penerapan prinsip meritokrasi dalam timnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Casytha mampu menampilkan gaya kepemimpinan yang kolaboratif, humanis, dan inklusif, serta mematahkan stereotip perempuan dalam politik dengan tetap menjalankan perannya sebagai ibu dan pemimpin publik secara efektif. Gaya komunikasinya mencerminkan kepemimpinan transformasional berbasis empati, yang mengutamakan dialog, musyawarah, dan pemberdayaan dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini membuktikan bahwa pengalaman perempuan dalam struktur sosial patriarkal dapat menjadi kekuatan transformatif yang melahirkan pengetahuan kritis serta mendorong terbentuknya kepemimpinan politik yang adil, reflektif, dan kontekstual.