STRATEGI PROGRAM NGOPI BARENG POLSEK CILONGOK DALAM MENGATASI KRISIS KEPERCAYAAN

Penelitian ini mengkaji Strategi Komunikasi Krisis yang diterapkan oleh Polsek Cilongok Banyumas melalui program Ngopi Bareng dalam menangani krisis kepercayaan masyarakat yang timbul akibat penurunan citra kepolisian, yang dipicu oleh kasuskasus nasional serta interaksi negatif di tingkat lokal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana strategi komunikasi publik dirancang dan dilaksanakan guna memulihkan citra dan kepercayaan masyarakat, dengan menggunakan Situational Crisis Communication Theory (SCCT) yang dikembangkan oleh W. Timothy Coombs sebagai landasan teoritis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi terhadap informan internal (Kapolsek, Kanit Binmas, Bhabinkamtibmas) serta eksternal (tokoh masyarakat, warga) dari Polsek Cilongok. Analisis data dilakukan menggunakan model Miles dan Huberman, yang mencakup pengumpulan, kondensasi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribusi tanggung jawab publik terhadap krisis dibentuk oleh pengalaman langsung dan narasi media, dengan klasifikasi krisis berada pada preventable cluster. Strategi komunikasi krisis yang digunakan mencakup pendekatan humanis dan partisipatif, transparansi informasi, respons yang cepat, kolaborasi dengan tokoh masyarakat, tindak lanjut yang nyata dari hasil dialog, serta penguatan citra positif melalui publikasi di media sosial. Strategi ini dilaksanakan secara adaptif sesuai dengan dinamika persepsi publik dan partisipasi warga. Penelitian ini menegaskan bahwa komunikasi yang terbuka, responsif, dan berkelanjutan yang berbasis pada keterlibatan publik efektif dalam membangun kembali kedekatan emosional serta memperkuat legitimasi institusi pasca-krisis, dan dapat dijadikan referensi bagi institusi penegak hukum dalam pengelolaan komunikasi krisis.