STANDPOINT BARGAINING STRATEGY AMMY AMALIA FATMA SURYA DALAM PILKADA CILACAP 2025

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam strategi negosiasi politik yang dijalankan oleh Ammy Amalia Fatma Surya dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Cilacap 2024 melalui pendekatan Feminist Standpoint Theory. Kabupaten Cilacap dikenal sebagai wilayah yang kuat dengan budaya patriarki, di mana dominasi laki-laki dalam politik lokal sangat mengakar. Dalam sejarahnya, setiap pasangan calon yang melibatkan perempuan sebagai pemimpin selalu mengalami kekalahan, dengan anggapan bahwa perempuan kurang kompeten untuk memimpin daerah. Stereotip ini telah menjadi hambatan struktural dan kultural bagi keterwakilan perempuan dalam kontestasi politik lokal. Namun, kehadiran Ammy Amalia Fatma Surya sebagai calon Wakil Bupati perempuan berhasil membalikkan narasi tersebut. Tidak hanya mencatatkan sejarah sebagai perempuan pertama yang menjabat posisi tersebut, Ammy juga mampu meraih kepercayaan masyarakat melalui pendekatan yang berbeda. Ia memiliki rekam jejak panjang di dunia birokrasi dan politik, serta pengalaman luas dalam mengelola isu-isu strategis daerah. Penampilan khas dan autentiknya turut menjadi strategi simbolik yang memperkuat citra dirinya sebagai pemimpin yang inklusif, kuat, dan dekat dengan rakyat. Penelitian ini menggunakan tiga pokok pemikiran utama dari Feminist Standpoint Theory, yaitu epistemic privilege, struktur sosial, dan pengalaman hidup perempuan dalam sistem yang timpang. Ammy memanfaatkan posisi marginalnya sebagai perempuan untuk mengembangkan strategi negosiasi yang berakar pada empati, keterlibatan langsung dengan masyarakat, dan kemampuan membaca dinamika sosial dari sudut pandang yang tidak dimiliki oleh elite politik dominan. Epistemic privilege yang dimilikinya menjadi sumber kekuatan untuk membangun posisi tawar yang tidak hanya berbasis pada kompetensi teknokratis, tetapi juga pada pengalaman hidup nyata dalam menghadapi ketimpangan sosial. Studi ini menunjukkan bahwa keberhasilan Ammy bukan semata-mata karena faktor individu, tetapi karena keberaniannya mengubah struktur wacana, membongkar stereotip gender, dan menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya layak memimpin, tetapi juga mampu menciptakan perubahan.