STRATEGI TWO WAY SYMMETRIC BAWASLU BANYUMAS DALAM MENCEGAH PELANGGARAN PILKADA 2024

Tingginya skor indeks kerawanan pemilu di Kabupaten Banyumas dengan skor Indeks Kerawanan Pemilu 2024 mencapai 30,82% dibarengi partisipatif masyarakat Banyumas dalam Pilkada 2024 menurun menjadi peluang terjadinya pelanggaran, seperti pelanggaran administratif, pidana, dan netralitas aparatur sipil negara (ASN). Dalam memitigasi permasalahan tersebut, penelitian ini dikaji melalui teori The Excellence in Public Relations dengan model Two Way-Symmetric. Teori tersebut menekankan pentingnya komunikasi dua arah yang simetris antara organisasi dan publik guna menciptakan saling pengertian dan kesepahaman dalam proses interaksi yang efektif. Penelitian ini dilakukan guna menganalisis penerapan prinsip Two Way Symmetric dalam melakukan komunikasi yang efektif dan beretika oleh humas Bawaslu Banyumas dalam meminimalisir pelanggaran kepemilihan serta hambatan komunikasi. Penulisan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan narasumber internal Bawaslu Banyumas dan stakeholder terkait, serta analisis dokumen berupa laporan pengawasan dan regulasi pengawasan Bawaslu Banyumas. Hasil penelitian menunjukan bahwa, meskipun model Two Way Symmetric telah diterapkan serta membantu memahami nilai hubungan antara Bawaslu Banyumas dan publiknya melalui interaksi sosialisasi pencegahan, ditemukan bahwa masyarakat yang bersikap apatis menjadi tantangan dalam membangung komunukasi dan kolaborasi efektif dengan para pemangku kepentingan Pilkada Banyumas 2024. Penelitian ini memberikan rekomendasi agar Bawaslu lebih memaksimalkan peran humas sebagai jembatan komunikasi strategis melalui peningkatan program edukasi publik terkait pentingnya pemilu yang bersih dan adil serta kajian survei efektifitas kegiatan pencegahan pelanggaran untuk evaluasi secara komperhensif atas hasil kegiatan sosialisasi pencegahan yang dilaksanakan.