STRATEGI KOMUNIKASI PAGUYUBAN SENTHIR BUDHAYA BANYUMASAN (PASEBAN) DALAM MELESTARIKAN BAHASA BANYUMAS

Strategi komunikasi pada Paguyuban Senthir Budhaya Banyumasan (PASEBAN) menjadi kunci untuk dapat mewujudkan tujuannya yaitu melestarikan Bahasa Banyumas di kalangan masyarakat kristen. Penelitian ini akan mengupas tuntas tentang strategi komunikasi yang dilakukan oleh PASEBAN dengan Teori Teori Interaksionisme Simbolik Komunikasi Interpersonal menurut George Herbert Mead dan Teori Neoklasik Komunikasi Organisasi menurut Elton Mayo. Dalam Komunikasi Interpersonal dilihat bagaimana pendekatan yang dilakukan oleh PASEBAN melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukannya yaitu dengan cara penerjemahan Alkitab dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Banyumas, penceritaan cerita-cerita Alkitab dengan menggunakan metode one story dan juga melakukan pemuridan yang menggunakan Bahasa Banyumas. Namun hal ini dinilai belum efektif karena belum banyak gereja-gereja di Banyumas yang mengadopsi Bahasa Banyumas untuk proses peribadahan mereka. Hal ini disebabkan oleh hambatan yang mereka alami yaitu kurangnya pendeta di Banyumas yang berasal dari Suku Jawa Banyumasan, sehingga hal ini menghambat PASEBAN dalam melakukan strateginya. Dalam menghadapi hambatan ini, peran Teori Komunikasi Organisasi menjadi salah satu kunci untuk membantu PASEBAN, diantaranya melakukan komunikasi baik secara internal maupun eksternal dengan Bahasa Banyumas secara rutin.