IMPLEMENTASI EXCELLENCE IN PUBLIC RELATIONS DAN COORDINATED MANAGEMENT OF MEANING PADA SOSIALISASI EMPAT PILAR UTAMA SABAR SCHOOL BANYUMAS

SABar School (Sekolah Alam Baturraden) merupakan sekolah yang menerapkan konsep pendidikan yang digagas oleh konseptor sekolah alam yaitu Ir. Lendo Novo. SABar School menyelaraskan dan menerapkan empat pilar utama sekolah alam yaitu pilar akhlak, logika, leadership, dan entrepreneurship pada proses pembelajaran siswa. Permasalahan pada SABar School dikenal sebagai sekolah yang berfokus pada kegiatan bermain dibandingkan kegiatan belajar, sehingga orang tua merasa khawatir menyekolahkan anak di sekolah alam akan tertinggal dalam bidang akademis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui implementasi excellence in public relations melalui sepuluh premis excellence in public relations serta coordinated management of meaning terhadap sosialisasi empat pilar utama SABar School. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berdasarkan observasi dan wawancara mendalam terhadap dua belas informan, didukung data sekunder melalui studi literatur dari buku dan jurnal yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran SABar School dalam kegiatan sosialisasi empat pilar utama mengimplementasikan delapan dari sepuluh premis excellence in public relations. Dua premis yang belum terlaksana, pertama yaitu premis integration, disebabkan SABar School belum memiliki divisi public relations secara khusus. Kedua yaitu premis independence, disebabkan fungsi manajemen dari public relations masih menjadi satu dengan manajemen lain. Dua premis excellence in public relations yang belum terimplementasi dapat menjadi salah satu media evaluasi SABar School terhadap perencanaan strategi komunikasi yang optimal dan membangun action masyarakat untuk menyekolahkan anak serta mengetahui empat pilar utama sekolah alam. Hasil coordinated management of meaning pada empat pilar utama, menunjukkan SABar School telah mencapai tingkat koordinasi, yang berdampak pada pemahaman orang tua siswa reguler terhadap empat pilar sekolah alam, sedangkan orang tua siswa inklusi lebih berorientasi pada life skill.